Bisnis, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditures (capex) di 2017 dalam rangka pengembangan usaha dan pembangunan laboratorium secara bertahap.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 450 miliar. Adapun pendanaan tersebut berasal dari hasil penawaran umum saham perdana Prodia.

"Capex kami siapkan Rp 400-Rp450 miliar untuk tahun depan. Dana daro penjualan saham ini. Kami belum berencana untuk pinjam ke bank," kata Dewi Muliaty dalam paparan publik yang digelar di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 Desember 2016.

Hari ini Prodia resmi melantai di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten ke-15 tahun ini dengan kode saham PRDA. Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi mengatakan, dari hasil penawaran umum saham perdana atau IPO pihaknya memperoleh dana Rp 1,22 triliun. Adapun saham yang dilepas ke publik sebesar 187,5 juta saham atau 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 67 persen akan digunakan untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik pasar yang ada saat ini maupun di pasar baru. Dewi menambahkan, Prodia menargetkan dapat membuka sebanyak-banyaknya 33 laboratorium klinik baru dalam empat tahun ke depan.

"Dan ini akan diserap bukan hanya di 2017 tapi dalam 3 tahun mendatang. Kami udah punya target setiap tahun, dan kami sudah menetapkan business plan di 2017," kata Dewi.

Selain itu, sisa dana dari IPO, sebesar 19 persen akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, seperti peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium dan peralatan dan atau perlengkapan teknologi informasi. Adapun sisanya sebesar 14 persen akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.

Untuk diketahui, hingga semester 1 2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp 648,6 miliar. Jumlah tersebut meningkat 9,7 persen dari pendapatan tahun lalu (yoy) sebesar Rp 591 miliar. Hingga Juni 2016, ini total aset Prodia mencapai Rp 588 miliar, dengan EBITDA sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5 persen.

Dewi menargetkan, tahun depan dapat meningkatkan pendapatan hingga 10 persen, sejalan dengan ekspansi bisnis yang mereka lakukan. "Kalau kita lihat dari prospektus, pertumbuhan rata-rata kami 10,2 persen, dan ini meningkat selama tiga tahun terakhir karena banyak pengaruh industri kesehatan, dan ini kesempatan yang kami ambil," kata dia.

Sampai dengan 30 Juni 2016, Prodia memiliki 251 outlet, 128 laboratorium klinik, lebih dari 3.600 karyawan dengan lebih dari 230 dokter, yang tersebar di 104 kota, 30 propinsi. Laboratorium Klinik Prodia merupakan tempat rujukan bagi sebagian besar rumah sakit dan laboratorium klinik lainnya di seluruh Indonesia, terutama untuk tes laboratorium khusus.

DESTRIANITA