Bisnis, Jakarta - Kementerian Perhubungan berencana membangun jalur kereta api baru lintas Yogyakarta-Magelang pada pertengahan 2018, dan diharapkan dapat selesai pada 2019.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan pihaknya akan membangun perlintasan kereta api baru pada pertengahan 2018 lantaran rencana menghidupkan kembali jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang sudah ada bukan perkara mudah.

Menurut Budi, rencana reaktivasi tersebut dapat menimbulkan permasalahan keuangan dan sosial yang berat di masyarakat jika dilanjutkan. Dia menuturkan, saat ini terdapat bangunan-bangunan tempat tinggal masyarakat di atas rel kereta api yang sudah tidak digunakan.

Dalam studi kelayakan reaktivasi jalur Yogyakarta-Magelang yang dilakukan Kementerian Perhubungan pada 2009, ungkapnya, sepanjang 45 kilometer jalur kereta api tersebut beralih fungsi dan rusak. Adapun sebanyak 24,6 km menjadi jalan beraspal dan tanah.

Kemudian, Budi menambahkan, sepanjang 8,5 km telah menjadi pemukiman atau pertokoan dan 11,9 km berupa jalan kereta api yang telah rusak.

Sementara itu, sebagian besar stasiun juga telah beralih fungsi menjadi pertokoan atau perkantoran. adapun jembatan perlintasan kereta api yang ada dalam kondisi rusak dan perlu pembangunan baru. “Pembebasan tanah 2 tahun, pembangunan pertengahan 2018, selesai 2019,” kata Budi, Jakarta, dalam siaran persnya, Selasa, 8 November 2016.

Pembangunan jalur kereta api baru Yogyakarta-Magelang tersebut, paparnya, diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun dengan panjang mencapai 40 km. Adapun terkait dengan sumber pendanaan, dia mengatakan, nantinya bisa berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan swasta.

Pembangunan jalur baru kereta api Yogyakarta-Magelang, dia berharap dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang akan mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitar daerah tersebut seperti Candi Borobudur.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, jalur KA Yogyakarta-Magelang tersebut nantinya mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini.

“Sekarang ini jalan provinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional. Jadi, nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara [arah Magelang],” kata Prasetyo.

Menanggapi pembangunan jalur baru tersebut, Akademisi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, pemerintah harus memperhitungkannya dengan matang.

Menurut Djoko, pemerintah perlu membeli lahan baru jika ingin membuat jalur baru Yogyakarta-Magelang. Dia mengingatkan, pembebasan lahan di daerah tersebut tidak mudah dan cukup ramai penduduk.

BISNIS.COM