Dunia, Jakarta -Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban gempa di Selandia Baru, Senin, 14 November pukul 12.02 dini hari waktu setempat.

Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter mengguncang wilayah Hanmer Spring, North Canterbury, South Island, Selandia Baru. Pemerintah setempat masih memberlakukan peringatan dini untuk area pantai. Dilaporkan, dua korban jiwa akibat gempa dan sejumlah lainnya luka-luka.

Baca: Gempa 7,8 Skala Richter Guncang Selandia Baru, Dua Tewas

Menurut Kemenlu RI, berdasarkan komunikasi awal Kedutaan Besar Republik Indionesia (KBRI) di Ibukota Selandia Baru, Wellington dengan masyarakat Indonesia, diperoleh informasi bahwa masyarakat di sekitar gempa Christchurch, Dunedin, Invercargill, dan Nelson dalam keadaan aman.

“KBRI terus melakukan komunikasi dengan WNI yang tinggal di kota terdekat dengan pusat gempa (Kaikoura) mengingat masih terus adanya gempa susulan,” tulis Kemenlu RI dalam rilisnya, 14 November 2016.

Wanton Saragih, Minister Konselor bidang Penerangan, Sosial Budaya dan Pendidikan KBRI Wellingon menyatakan sejauh ini belum ada informasi rumah warga Indonesia yang terkena dampak serius. “Misalnya rusak berat, tidak ada,” kata Wanton saat dihubungi Tempo.

Dari data KBRI Wellington, terdapat sekitar 4.000 WNI di Selandia Baru dengan perincian 2.138 orang di Auckland, 230 orang di Christchurch, 40 orang di Dunedin, 15 orang di Invercargill, dan 30 orang di Nelson. WNI di Selandia Baru rata-rata berprofesi sebagai tenaga professional, mahasiswa, serta bekerja di peternakan dan perkebunan.

“KBRI Wellington terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di Selandia Baru untuk mengikuti perkembangan situasi pasca gempa karena masih adanya gempa susulan,” demikian Kemenlu RI.

Adapun nomor hotline KBRI Wellington adalah +64 21 842 849.

NATALIA SANTI